Senin, 18 November 2013

PERILAKU KONSUMEN DAN TINDAKAN PEMASARAN

0 komentar

CONSUMER BEHAVIOR AND MARKETING ACTION Premise dalam buku ini menyatakan bahwa strategi pemasaran harus berlandaskan pada faktor-faktor yang mempengaruhi prilaku konsumen. MODEL PRILAKU KONSUMEN
TIGA FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PILIHAN KONSUMEN
1).Konsumen Individu Pilihan merek dipengaruhi oleh ;
Kebutuhan konsumen,  Persepsi atas karakteristik merek, dan Sikap kearah pilihan. Sebagai tambahan, pilihan merek dipengaruhi oleh demografi konsumen, gaya hidup, dan karakteristik personalia.
2).Pengaruh Lingkungan Lingkungan pembelian konsumen ditunjukkan oleh
Budaya (Norma kemasyarakatan, pengaruh kedaerahan atau kesukuan. Kelas sosial (keluasan grup sosial ekonomi atas harta milik konsumen),  Grup tata muka (teman, anggota keluarga, dan grup referensi) dan (
3. Faktor menentukan yang situasional ( situasi dimana produk dibeli seperti keluarga yang menggunakan mobil dan kalangan usaha).
Marketing strategy Merupakan variabel dimana pemasar mengendalikan usahanya dalam memberitahu dan mempengaruhi konsumen. Variabel-variabelnya adalah : Barang,  Harga, Periklanan dan Distribusi yang mendorong konsumen dalam proses pengambilan keputusan.
Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. Kebutuhan ini digambarkan dengan garis panah dua arah antara strategi pemasaran dan keputusan konsumen pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek.
Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalamn konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi. Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tipologi pengambilan keputusan konsumen : 1. Keluasan pengambilan keputusan ( the extent of decision making) Menggambarkan proses yang berkesinambungan dari pengambilan keputusan menuju kebiasan. Keputusan dibuat berdasrkan proses kognitip dari penyelidikan informasi dan evaluasi pilihan merek. Disisi lain, sangat sedikit atau tidak ada keputusan yang mungkin terjadi bila konsumen dipuaskan dengan merek khusus dan pembelian secara menetap. 2. Dimensi atau proses yang tidak terputus dari keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi ke yang rendah. Keterlibatan kepentingan pembelian yang tinggi adalah penting bagi konsumen. Pembelian berhubungan secara erat dengan kepentingan dan image konsumen itu sendiri. Beberapa resiko yang dihadapi konsumen adalah resiko keuangan , sosial, psikologi. Dalam beberapa kasus, untuk mempertimbangkan pilihan produk secara hati-hati diperlukan waktu dan energi khusus dari konsumen. Keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah dimana tidak begitu penting bagi konsumen, resiko finansial, sosial, dan psikologi tidak begitu besar. Dalam hal ini mungkin tidak bernilai waktu bagi konsumen, usaha untuk pencarian informasi tentang merek dan untuk mempertimbangkan pilihan yang luas. Dengan demikian, keterlibatan kepentingan pembelian yang rendah umumnya memerlukan proses keputusan yang terbatas “ a limited process of decision making”. Pengambilan keputusan vs kebiasaan dan keterlibatan kepentingan yang rendah vs keterlibatan kepentingan yang tinggi menghasilkan empat tipe proses pembelian konsu men. EMPAT TIPE PROSES PEMBELIAN KONSUMEN : 1. Proses “ Complex Decision Making “, terjadi bila keterlibatan kepentingan tinggi pada pengambilan keputusan yang terjadi. Contoh pengambilan untuk membeli sistem fotografi elektronik seperti Mavica atau keputusan untuk membeli mobil. Dalam kasus seperti ini, konsumen secara aktif mencari informasi untuk men gevaluasi dan mempertimbangkan piihan beberapa merek dengan menetapkan kriteria tertentu seperti kemudahan dibawa dan resolusi untuk sistem kamera elektronik, dan untuk mobil adalah hemat, daya tahan tinggi, dan peralatan. Subjek pengambilan keputusan yang komplek adalah sangat penting. Konsep perilaku kunci seperti persepsi, sikap, dan pencarian informasi yang relevan untuk pengembangan stratergi pemasaran. 0. Proses “ Brand Loyalty “. Ketika pilihan berulang, konsumen belajar dari pengalaman masa lalu dan membeli merek yang memberikan kepuasan dengan sedikit atau tidak ada proses pertimbangan dalam pengambilan keputusan. Contoh pembelian sepatu karet basket merek Nike atau sereal Kellogg,s Nutrific. Dalam setiap kasus disini pembelian adalah penting untuk konsumen, sepatu basket karena keterlibatan kepentingan dalam olah raga, makanan sereal untuk orang dewasa karena kebutuhan nutrisi. Loyalitas merek muncul dari kepuasan pembelian yang lalu. Sehingga, pencarian informasi dan evaluasi merek terbatas atau tidak penting keberadaannya dalam konsumen memutuskan membeli merek yang sama.
Dua tipe yang lain dari proses pembelian konsumen dimana konsumen tidak terlibat atau keterlibatan kepentingan yang rendah dengan barangnya adalah tipe pengambilan keputusan terbatas dan proses inertia. 2. Proses “ Limited Decision Making “. Konsumen kadang-kadang mengambil keputusan walaupun mereka tidak memiliki keterlibatan kepentingan yang tinggi, mereka hanya memiliki sedikit pengalaman masa lalu dari produk tersebut. Konsumen membeli barang mencoba-coba untuk membandingkan terhadap makanan snack yang biasanya dikonsumsi. Pencarian informasi dan evaluasi terhadap pilihan merek lebih terbatas dibanding pada proses pengambilan keputusan yang komplek. Pengambilan keputusan terbatas juga terjadi ketika konsumen mencari variasi. Kepitusan itu tidak direncanakan, biasanya dilakukan seketika berada dalam toko. Keterlibatan kepentingan yang rendah, konsumen cenderung akan berganti merek apabila sudah bosan mencari variasi lain sebagai perilaku pencari variasi akan melakukan apabila resikonya minimal. Catatan proses pengambilan keputusan adalah lebih kepada kekhasan konsumen daripada kekhasan barang. Karena itu tingkat keterlibatan kepentingan dan pengambilan keputusan tergantung lebih kepada sikap konsumen terhadap produk daripada karakteristik produk itu sendiri. Seorang konsumen mungkin terlibat kepentingan memilih produk makanan sereal dewasa karena nilai nutrisinya, konsumen lain mungkin lebih menekankan kepada kecantikan dan menggeser merek dalam mencari variasi. 3. Proses “ Inertia “. Tingkat kepentingan dengan barang adalah rendah dan tidak ada pengambilan keputusan. Inertia berarti konsumen membeli merek yang sama bukan karena loyal kepada merek tersebut, tetapi karena tidak ada waktu yang cukup dan ada hambatan untuk mencari alternatif, proses pencarian informasi pasif terhadap evaluasi dan pemilihan merek. Robertson berpendapat bahwa dibawah kondisi keterlibatan kepentingan yang rendah “ kesetiaan merek hanya menggambarkan convenience yang melekat dalam perilaku yang berulang daripada perjanjian untuk membeli merek tersebut” contoh pembelian sayur dan kertyas tisu.
Keempat proses tersebut digambarkan sebagai berikut :
Pengambilan keputusan konsumen menghubungkan konsep perilaku dan strategi pemasa ran melalui penjabaran hakekat pengambilan keputusan konsumen. Kriteria apa yang digunakan oleh konsumen dalam memilih merek akan memberikan petunjuk dalam manajemen pengembangan strategi. Pengambilan keputusan konsumen adalah bukan proses yang seragam. Ada perbedaan antara pengambilan keputusan dan keputusan dengan keterlibatan kepentingan yang tinggi dan keputusan dengan keterlibatan kepentingan yang rendah.
I. PENGAMBILAN KEPUTUSAN YANG KOMPLEK ( COMPLEKS DECISION MAKING) Untuk memahami keputusan yang komplek maka perlu dipahami hakekat keterlibatan konsumen dengan suatu produk. Kondisi keterlibatan konsumen akan suatu produk, apabila produk tersebut adalah :
1. Penting bagi konsumen karena image konsumen sendiri, misalnya pembelian mobil sebagai simbol status.
2. Memberikan daya tarik yang terus menerus kepada konsumen, misal dalam dunia mode ketertarikan konsumen model pakaian.
3. Mengandung resiko tertentu, misal resiko keuangan untuk membeli rumah, resiko teknologi untuk pembelian komputer.
4. Mempunyai ketertarikan emosional, misal pencinta musik membeli Sistem stereo yang baru. 5. Dikenal dalam kelompok grupnya atau “ badge “ value dari barang yang bersangkutan, seperti jaket kulit, mobil marsedes atau scarf dari Gucci. Gambar 2.1 Model keterlibatan konsumen :
Tipe Keterlibatan :
1. Situational involvement. Terjadi hanya dalam situasi khusus dan sementara dan umumnya bila pembelian itu dibutuhkan. Misalnya keputusan mengambil pendidikan MBA adalah karena kabutuhan untuk pekerjaan.
2. Enduring involvement, terus menerus dan lebih permanen umumnya terjadi karena ketertarikan yang berlangsung terus dalam kategori produk, walaupun pembelian itu dibutuhkan atau tidak, misalnya ketertarikan pada baju. Baik enduring maupun situational involvement merupakan hasil proses pengambilan keputusan yang kompleks. “Badge” value adalah suatu kondisi dimana mencakup keterlibatan situasional dan keterlibatan yang menetap.

SUMBER:
newer post

Minggu, 10 November 2013

PENGERTIAN SEGMENTASI PASAR, MANFAAT, KELEMAHAN

0 komentar

Definisi Segmentasi Pasar

Pasar yang luas atau cukup luas berupa orang-orang atau organisasi yang tentu saja akan memiliki kondisi yang sangat beraneka ragam atau heterogen. Untuk itu perlu dipisah-pisahkan menjadi kelompok-kelompok yang memiliki sifat atau kondisi yang sama atau sejenis (homogen) membentuk segmentasi pasar. Jadi segmentasi pasar adalah merupakan usaha untuk mengelompok-kelompokkan pasar dari pasar yang bersifat heterogen menjadi bagian-bagian pasar yang memiliki sifat homogen.
Ada beberapa definisi dari segmentasi pasar menurut para ahli, yaitu:
1)      Swastha & Handoko (1997)
Mengartikan segmentasi pasar sebagai kegiatan membagi–bagi pasar/market yang bersifat heterogen kedalam satuan–satuan pasar yang bersifat homogen.
2)      Pride & Ferrel (1995)
Mengatakan bahwa segmentasi pasar adalah suatu proses membagi pasar ke dalam segmen-segmen pelanggan potensial dengan kesamaan karakteristik yang menunjukkan adanya kesamaan perilaku pembeli.
3)      Kotler, Bowen dan Makens (2002, p.254)
Pasar terdiri dari pembeli dan pembeli berbeda-beda dalam berbagai hal yang bisa membeli dalam keinginan, sumber daya, lokasi, sikap membeli, dan kebiasaan membeli. Karena masing-masing memiliki kebutuhan dan keinginan yang unik, masing-masing pembeli merupakan pasar potensial tersendiri. Oleh sebab itu penjual idealnya mendisain program pemasarannya tersendiri bagi masing-masing pembeli. Segmentasi yang lengkap membutuhkan biaya yang tinggi, dan kebanyakan pelanggan tidak dapat membeli produk yang benar-benar disesuaikan dengan kebutuhan. Untuk itu, perusahaan mencari kelas-kelas pembeli yang lebih besar dengan kebutuhan produk atau tanggapan membeli yang berbeda-beda.
4)      Kotler
Segmentasi pasar, yaitu usaha pemisahan pasar pada kelompok-kelompok pembeli menurut jenis-jenis produk tertentu dan yang memerlukan bauran pemasaran tersendiri. Perusahaan menetapkan berbagai cara yang berbeda dalam memisahkan pasar tersebut, kemudian mengembangkan profil-profil yang ada pada setiap segmen pasar, dan menilai daya tarik masing-masing segmen-segmen pasar.
5)      Hermawan Kertajaya
Segmentasi pasar adalah sebuah metode bagaimana memandang pasar secara kreatif. Kita perlu secara kreatif mengidentifikasi dan memanfaatkan peluang yang muncul dipasar.
Manfaat dan Kelemahan Segmentasi Pasar
Banyaknya perusahaan yang melakukan segmentasi pasar atas dasar pengelompokkan variabel tertentu. Dengan menggolongkan atau mensegmentasikan pasar seperti itu, dapat dikatakan bahwa secara umum perusahaan mempunyai motivasi untuk mempertahankan dan meningkatkan tingkat penjualan dan yang lebih penting lagi agar operasi perusahaan dalam jangka panjang dapat berkelanjutan dan kompetitif (Porter, 1991).
Manfaat yang lain dengan dilakukannya segmentasi pasar, antara lain:
Perusahaan akan dapat mendeteksi secara dini dan tepat mengenai kecenderungan-kecenderungan dalam pasar yang senantiasa berubah.
Dapat mendesign produk yang benar-benar sesuai dengan permintaan pasar.
Dapat menentukan kampanye dan periklanan yang paling efektif.
Dapat mengarahkan dana promosi yang tersedia melalui media yang tepat bagi segmen yang diperkirakan akan menghasilkan keuntungan yang lebih besar.
Dapat digunakan untuk mengukur usaha promosi sesuai dengan masa atau periode-periode dimana reaksi pasar cukup besar.
Menurut William J. Stanton, manfaat segmentasi pasar adalah:
Para penjual atau produsen akan berada dalam posisi yang lebih baik untuk memilih kesempatan-kesempatan pemasaran.
Penjual atau produsen dapat menggunakan pengetahuannya terhadap respons pemasaran yang berbeda-beda. Sehingga dapat mengalokasikan anggarannya secara lebuh tepat pada berbagai segmen.
Penjual atau produsen dapat mengatur produk lebih baik dengan daya tarik pemasarannya, sehingga benar-benar cocok dengan permintaan pasar.
Masih menurut William J. Stanton, syarat-syarat segmentasi pasar yang efektif antara lain:
Dapat diukur (measurable), artinya karakteristik yang dipergunakan untuk mengkategorikan konsumen harus dapat dikuantifikasikan.
Mudah diperoleh atau dicapai (accessible), artinya perusahaan harus dapat menembus dan mengoordinasikan pada segmen tertentu.
Cukup besar dan menguntungkan (large enough), artinya setiap segmen yang hendak ditembus atau dicapai harus cukup luas dan benar-benar menguntungkan.
Dapat dilaksanakan (actionable), artinya pasar sasaran dan segmen pasar yang dapat dicapai atau ditembus tersebut harus mampu diimplementasikan oleh perusahaan sesuai dengan kemampuan sumber daya yang dimiliki.
Menurut Gitosudarmo, (2000) menambahkan manfaat segmentasi pasar ini, sebagai berikut:
a)      Dapat membedakan antara segmen yang satu dengan segmen lainnya.
b)      Dapat digunakan untuk mengetahui sifat masing-masing segmen.
c)      Dapat digunakan untuk mencari segmen mana yang potensinya paling besar.
d)     Dapat digunakan untuk memilih segmen mana yang akan dijadikan pasar sasaran.
 Sekalipun tindakan segmentasi memiliki sederetan keuntungan dan manfaat, namun juga mengandung sejumlah resiko yang sekaligus merupakan kelemahan-kelemahan dari tindakan segmentasi itu sendiri, antara lain:
a)      Biaya produksi akan lebih tinggi, karena jangka waktu proses produksi lebih pendek.
b)      Biaya penelitian/ riset pasar akan bertambah searah dengan banyaknya ragam dan macam segmen pasar yang ditetapkan.
c)      Biaya promosi akan menjadi lebih tinggi, ketika sejumlah media tidak menyediakan diskon.
d)     Kemungkinan akan menghadapi pesaing yang membidik segmen serupa.
Bahkan mungkin akan terjadi persaingan yang tidak sehat, misalnya kanibalisme sesama produsen untuk produk dan segmen yang sama.
SUMBER:
newer post

DEFINISI PEMBELIAN

0 komentar
Definisi Pembelian 

Istilah purchasing atau pembelian sinonim dengan procurement atau pengadaan barang. Berikut adalah definisi procurement menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323), yaitu:“Procurement is the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or services.”
Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti: bahwa pengadaan barang adalah proses bisnis dalam memilih sumber daya-sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa.

Brown dkk. (2001:132) mengatakan bahwa secara umum pembelian bisa didefinisikan sebagai: “managing the inputs into the organization’s transformation (production process).” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa pembelian merupakan pengelolaan masukan ke dalam proses produksi organisasi.

Berikut adalah pendapat Galloway dkk. (2000:31) mengenai fungsi pembelian, yaitu: “The role of purchasing function is to make materials and parts of the right quality, and quantity available for use by operations at the right time and at the right place.” Pendapat tersebut kurang lebih mempunyai arti bahwa peran fungsi pembelian adalah untuk mengadakan material dan part pada kualitas yang tepat dan kuantitas yang tersedia untuk digunakan dalam operasi pada waktu yang tepat dan tempat yang tepat.


Pentingnya fungsi pembelian

Management audit bisa digunakan untuk mengevaluasi organisasi secara keseluruhan ataupun fungsi tertentu dalam organisasi, untuk menentukan apakah perusahaan sudah memperoleh efisiensi biaya yang maksimum dari yang telah dilaksanakan oleh fungsi tersebut selama ini. Penelitian ini menjadikan fungsi pembelian sebagai sasaran audit. 

Fungsi pembelian sering dianggap sebagai bagian yang paling penting dan berpengaruh, bahkan bisa dikatakan sebagian besar proses bisnis berasal dari kegiatan pembelian. Alasan yang sangat fundamental untuk membahas fungsi pembelian ialah karena dalam bidang ini pemborosan mudah terjadi, baik karena perilaku yang disfungsional maupun karena kurangnya pengetahuan dalam berbagai aspek pembelian bahan, sarana, prasarana dan suku cadang yang diperlukan perusahaan.

Pandangan ini menurut Siagian (2001:192) mudah dipahami karena dalam proses produksi perusahaan memerlukan bahan baku. Tidak banyak perusahaan yang menguasai sendiri bahan baku yang diperlukan untuk diolah lebih lanjut menjadi produk jadi, sehingga bisa disimpulkan bahwa tidak ada satupun bentuk atau jenis perusahaan yang tidak terlibat dengan fungsi pembelian. Pengalaman banyak perusahaan bahwa biaya untuk menghasilkan suatu produk mungkin mencapai sekitar lima puluh persen dari harga jual produk, menjadikan fungsi pembelian sebagai sumber pemborosan apabila tidak diselenggarakan dengan baik dan sumber penghematan yang akan memperbesar laba perusahaan apabila dilakukan dengan teliti dan cermat.

Berikut adalah beberapa alasan mengapa pembelian merupakan area yang penting yang dikemukakan Brown dkk. (2001:131), yaitu:
1. Fungsi pembelian memiliki tanggung jawab untuk mengelola masukan perusahaan pada pengiriman, kualitas dan harga yang tepat, yang meliputi bahan baku, jasa dan sub-assemblies untuk keperluan organisasi.
2. Berbagai penghematan yang berhasil dicapai lewat pembelian secara langsung direfleksikan pada lini dasar organisasi. Dengan kata lain, begitu penghematan harga dibuat, maka akan mempunyai pengaruh yang langsung terhadap struktur biaya perusahaan. Sehingga sering dikatakan bahwa penghematan pembelian 1% ekivalen dengan peningkatan penjualan sebesar 10%.
3. Pembelian dan suplai material mempunyai kaitan dengan semua aspek operasi manajemen.

Bagaimana cara sebuah perusahaan dalam mengendalikan strategi pengadaan barangnya akan mempunyai pengaruh langsung terhadap bagaimana perusahaan tersebut menjalankan bisnisnya. Pembelian yang baik juga perlu menjadi perhatian untuk organisasi-organisasi non profit dan pemerintah. Berbagai tekanan yang berkaitan dengan kurangnya dana yang tersedia dan besarnya biaya, mendorong organisasi-organisasi tersebut untuk beroperasi seefisien mungkin dengan biaya seminimum mungkin.

Dengan demikian, apapun jenis dan ukuran perusahaannya, pembelian yang dilaksanakan dengan ekonomis dan efektif amat diperlukan dalam upaya mencapai kondisi perusahaan yang sehat karena pembelian merupakan kegiatan yang memerlukan pengerahan sumber daya dalam jumlah besar.

Tugas dan tanggung jawab fungsi pembelian

Pada dasarnya peran fungsi pembelian adalah untuk menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan pada waktu, harga dan kualitas yang tepat. Assauri (1998:162) menjabarkan tanggung jawab bagian pembelian sebagai berikut:
1. Bertanggung jawab atas pelaksanaan pembelian bahan-bahan agar rencana operasi dapat dipenuhi dan pembelian bahan-bahan tersebut pada tingkat harga dimana perusahaan akan mampu bersaing dalam memasarkan produknya.
2. Bertanggung jawab atas usaha-usaha untuk dapat mengikuti perkembangan bahan-bahan baru yang dapat meguntungkan dalam proses produksi, perkembangan dalam desain, harga dan faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi produk perusahaan, harga serta desainnya.
3. Bertanggung jawab untuk menurunkan investasi atau meningkatkan perputaran bahan, yaitu dengan penentuan skedul arus bahan ke dalam pabrik dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi kebutuhan produksi.
4. Bertanggung jawab atas kegiatan penelitian dengan menyelidiki data-data dan perkembangan pasar, perbedaaan sumber-sumber penawaran (supply) dan memeriksa pabrik suplier untuk mengetahui kapasitas dan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan perusahaan.
5. Bertanggung jawab atas pemeliharaan bahan-bahan yang dibeli setelah diterima dan bertanggung jawab atas pengawasan persediaan.

Tugas-tugas yang dilakukan bagian pembelian dalam memenuhi tanggung jawab tersebut diatas antara lain:
1. Melakukan pembelian bahan-bahan secara bersaing atas dasar nilai yang ditentukan tidak hanya pada harga yang tepat tetapi juga pada waktu yang tepat, serta jumlah dan mutu yang tepat pula.
2. Membantu pemilihan bahan-bahan dengan melakukan penyelidikan.
3. Melaksanakan usaha-usaha pencarian paling sedikit dua sumber suplai.
4. Mempengaruhi tingkat persediaan terendah.
5. Menjaga hubungan baik dengan suplier.
6. Melakukan kerjasama dan koordinasi yang efektif dengan fungsi-fungsi lainnya dalam perusahaan.
7. Meneliti keadaan perdagangan pasar.
8. Membeli seluruh bahan-bahan dan perlengkapan yang dibutuhkan tepat waktu sehingga tidak menganggu rencana produksi dari perusahaan tersebut.

Galloway dkk. (2000:305) mendefinisikan tujuan dan tanggung jawab departemen pembelian adalah meliputi hal-hal sebagai berikut:
1. Memilih, mengevaluasi dan mengembangkan sumber-sumber untuk bahan dan jasa yang dibutuhkan oleh perusahaan.
2. Memelihara dan membangun relasi dengan suplier yang berkenaan dengan kualitas, pengiriman, pembayaran dan pengembalian.
3. Mencari bahan dan produk baru, serta sumber-sumber baru untuk memperoleh bahan dan produk yang lebih baik yang mungkin bisa digunakan oleh perusahaan di masa yang akan datang.
4. Melakukan negosiasi dan memperoleh bahan baku, peralatan, barang dan jasa pada harga yang mencerminkan the best value for money.
5. Ikut berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas untuk reduksi biaya.
6. Memelihara sistem komunikasi yang efektif dan melakukan konsultasi secara rutin dengan fungsi-fungsi internal.
7. Selalu memberikan informasi mengenai biaya pembelian dan berbagai perubahan yang mungkin bisa mempengaruhi laba perusahaan dan perkembangan dimasa mendatang kepada manajemen puncak.


SUMBER:
http://sobatbaru.blogspot.com/2010/05/definisi-pembelian.html
newer post

Minggu, 20 Oktober 2013

ANALISIS JURNAL PERILAKU KONSUMEN

0 komentar

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IKAN LELE PADA USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE ULAM SEJATI GUNUNGPATI SEMARANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IKAN LELE
PADA USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE
“ULAM SEJATI” GUNUNGPATI – SEMARANG


Permasalahan ekonomi secara makro pada bangsa ini cukup mempengaruhi perekonomian masyarakat. Kebutuhan yang semakin meningkat menjadi tuntutan yang harus dipenuhi. Berangkat dari kondisi tersebut banyak orang-orang yang berinisiatif berperan dalam rangka menumbuhkan ekonomi kerakyatan dengan berwirausaha. Salah satunya pada sektor pembudidayaan ikan lele. Tujuan dari pembudidayaan ikan lele adalah untuk memaksimalkan keuntungan usaha dengan cara meningkatkan minat beli konsumen. Penelitian ini mengambil topik analisa pengaruh faktor-faktor perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian ikan lele. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, lokasi, promosi dan pelayanan terhadap keputusan pembelian ikan lele.
    Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele Ulam Sejati Gunungpati Semarang, dan penelitian sampel ditentukan secara accidental sampling. Jumlah sampel ditentukan secara acak sebanyak 150 responden. Pengambilan data primer menggunakan instrument kuesioner. Uji kualitas data yang dipergunakan uji validitas dengan persamaan product moment dan uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dan metode analisis kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda. Untuk memudahkan perhitungan, digunakan alat bantu berupa program SPSS versi 15.
    Berdasarkan hasil pengujian secara parsial atau uji t, diketahui bahwa harga mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,004, yang < 0,05, variabel lokasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,019, yang berarti < 0,05, variabel promosi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001, yang berarti < 0,05, dan variabel pelayanan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,010, yang berarti < 0,05. Sedangka hasil pengujian secara simultan atau uji F, diketahui bahwa F hitung sebesar 35,589 mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000, yang berarti < 0,05.
    Hal ini menunjukkan variabel harga (X1), lokasi (X2), promosi (X3) dan pelayanan (X4) secara simultan mempunyai pengaruh yang siginifikan terhadap keputusan pembelian ikan lele. Berdasarkan analisis terhadap koefisien regresi diperoleh hasil bahwa variabel promosi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Oleh karena itu sebaiknya kegiatan promosi di Ulam Sejati lebih ditingkatkan agar dapat meningkatkan volume penjualan.

Kata Kunci : Keputusan pembelian, harga, lokasi, promosi dan pelayanan.

A.    Pendahuluan
Permasalahan ekonomi secara makro pada bangsa ini cukup mempengaruhi perekonomian masyarakat. Kebutuhan yang semakin meningkat menjadi tuntutan yang harus dipenuhi. Berangkat dari kondisi tersebut banyak orang-orang yang berinisiatif untuk berperan serta dalam rangka menumbuhkan ekonomi kerakyatan dengan berwirausaha. Salah satu usaha yang berkembang saat ini adalah pada sektor pembudidayaan ikan.
Salah satu usaha pembudidayaan ikan yang sangat potensial di Indonesia adalah pembudidayaan ikan lele. Banyak manfaat dari ikan lele selain sebagai bahan makanan berprotein juga sebagai hiasan atau pajangan, pemberantas hama padi jika di sawah, sebagai obat asma, hidung berdarah, kencing berdarah, mestruasi tidak teratur, dll.
Tujuan dari pembudidayaan ikan ini adalah untuk memaksimalkan keuntungan usaha. Teknik pemasaran yang bagus akan sangat mempengaruhi nilai jual produk sehingga dapat memaksimalkan keuntungan usaha tersebut. Salah satu teknik pemasaran adalah dengan memahami perilaku konsumen. Menurut Schiffman, Kanuk (2004) perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Pada umumnya konsumen pada saat akan melakukan pembelian selalu mempertimbangkan harga. Seringkali harga menjadi faktor utama dalam pengambilan keputusan pembelian. Selain faktor harga, masalah yang tidak kalah penting dalam pengambilan keputusan adalah faktor lokasi, faktor promosi dan faktor kualitas pelayanan.
Usaha pembudidayaan ikan lele “Ulam Sejati” sendiri berupaya memberikan yang terbaik untuk konsumennya. Dan pada saat ini usaha tersebut semakin berkembang. Walaupun demikian masih terdapat kendala-kendala dalam proses penjualannya. Hal itu disebabkan karena semakin ketatnya persaingan. Untuk meningkatkan minat beli konsumen, perlu adanya identifikasi beberapa variabel seperti variabel harga, lokasi, promosi dan pelayanan. Dengan menganalisa tanggapan konsumen dari variabel-variabel tersebut maka akan dapat diketahui variabel mana yang belum sesuai dengan harapan konsumen.

B.     Permasalahan
    Bagaimana meningkatkan pembelian ikan lele pada usaha pembudidayaan ikan lele “Ulam Sejati” Gunungpati Semarang agar usaha tersebut semakin berkembang di tengah persaingan yang sangat ketat. Adapun pertanyaan penelitiannya adalah :
1.    Bagaimana pengaruh harga terhadap keputusan pembelian ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam sejati” Gunungpati Semarang?
2.    Bagaimana pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam sejati” Gunungpati Semarang?
3.    Bagaimana pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam sejati” Gunungpati Semarang?
4.    Bagaimana pengaruh pelayanan terhadap keputusan pembelian ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam sejati” Gunungpati Semarang?
5.    Bagaimana pengaruh harga, lokasi, promosi dan pelayanan secara simultan terhadap keputusan pembelian ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam sejati” Gunungpati Semarang?


C.    Kerangka Pemikiran


    Sumber : Philip Kotler, 2003

    Keterangan :
            Dari gambar diatas bahwa konsumen dalam melakukan keputusan     pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor     harga, faktor lokasi, faktor promosi, dan faktor pelayanan.

D.    Metode Penelitian
    Variabel penelitian terdiri dari variabel dependen (Y) dan variabel independen (X). Variabel dependen yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lainnya dan dinotasikan dengan Y (Sritua Arief, 2006), sedangkan variabel independen adalah variabel bebas (tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya) dan dinotasikan dengan X (Sritua Arief, 2006).
    Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah keputusan pembelian, sedangkan variabel bebasnya adalah harga, lokasi, promosi, dan pelayanan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skal ini mengharuskan responden memilih salah satu dari lima pernyataan dengan jawaban sebagai berikut :
(1)    Sangat Tidak Setuju (STS)     Skor     1
(2)    Tidak Setuju (TS)        Skor    2
(3)    Netral (N)            Skor    3
(4)    Setuju (S)            Skor     4
(5)    Sangat Setuju (SS)        Skor     5

    Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam Sejati” Gunungpati Semarang yaitu 240 orang. Dari populasi yang ada yaitu 240 orang kemudian di olah menggunakan rumus slovin untuk menentukan jumlah sampel. Rumus slovin sebagai berikut :
           

        Keterangan :  n  = Sampel
                   N = Populasi
                   α  = taraf signifikansi

Dalam penelitian ini taraf signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut :
                     
                     
    Berdasarkan peprhitungan di atas, maka diperoleh jumlah sampel sebesar 150 responden.

    Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah :
1.    Observasi
2.    Interview
3.    Riset kepustakaan
4.    Kuesioner

    Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang menggunakan rancangan penelitian berdasarkan prosedur statistik atau dengan cara lain dari kuantifikasi untuk mengukur variabel penelitiannya (Chabib Mustofa : 2011). Adapun tahapan penelitian yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1.    Uji Kualitas Data
Digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Menurut Ghozali (2009), jika korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat dignifikansi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid dan sebaliknya. Rumus validitas yang digunakan adalah sebagai berikut :


Keterangan :    n  =  jumlah subyek
            x  =  nilai dari item
            y  =  nilai total
2.    Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika memberikan nilai cronbach alpha di atas 0,6 ( Ghozali, 2009 ).

Rumus reliabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut :
                                  
    Keterangan :     α  =  koefisien reliabilitas
            k  =  jumlah item per variabel x
            r   =  mean korelasi antar item

3.    Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel bebasnya meliputi harga, lokasi, promosi dan pelayanan. Sedangkan, variabel tergantungnya adalah keputusan pembelian. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e                     
Keterangan :
    Y    =  Keputusan pembelian
    α     =  Konstanta
    b     =  Nilai koefisien regresi masing – masing variabel (b1 – b4)
    X1 – X4=  Variabel bebas ( harga, lokasi, promosi, pelayanan )
    e    =  Error term

4.    Hipotesis penelitian (Uji t)
Ho : β1  =  0,    artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1 (harga) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ha : β1  ≠  0,    artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1 (harga) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ho : β2  =  0,    artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X2 (lokasi) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ha : β2  ≠  0,    artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X2 (lokasi) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ho : β3  =  0,    artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X3 (promosi) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ha : β3  ≠  0,    artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X3 (promosi) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ho : β4  =  0,    artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X4 (pelayanan) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ha : β4  ≠  0,    artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X4 (pelayanan) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).

5.    Hipotesis penelitian (Uji F)

Ho : β1, β2, β3, β4 = 0,    artinya tidak ada pengaruh yang  signifikan antara variabel harga, lokasi, promosi dan pelayanan terhadap keputusan pembelian.
Ho : β1, β2, β3, β4 ≠ 0,      artinya ada pengaruh yang  signifikan antara variabel harga, lokasi, promosi dan pelayanan terhadap keputusan pembelian

E.    Hasil dan Pembahasan
    Deskripsi Objek Penelitian
Ulam Sejati merupakan suatu usaha pembudidayaan ikan lele di wilayah Patemon, Gunungpati Semarang. Usaha ini didirikan oleh Bapak Anwari sejak tahun 2007 yang lalu. Beliau berinisiatif membuat usaha ini guna memenuhi kebutuhan sehari-hari yang semakin hari semakin meningkat. Sehingga beliau mulai merintis usaha pembudidayaan ikan lele dari nol.
Pada awalnya Ulam Sejati hanya memiliki 1 kolam yang diisi dengan 1000 benih lele. Seringkali usaha rintisan bapak Anwari ini gagal di tengah jalan. Banyak ikan yang mati, sehingga mengalami kerugian. Tidak hanya sekali, akan tetapi berkali-kali mengalami kerugian. Akan tetapi beliau tidak pernah putus asa, selalu mencoba dan belajar tentang pembudidayaan ikan lele. Sehingga pada tahun 2009 usaha pembudidayaan ikan lele yang beliau rintis bisa menuai hasil yang diinginkan.
Sejak saat itu mulai banyak pembeli yang berdatangan sehingga secara tidak langsung beliau juga harus menambah jumlah ikan yang akan dijual baik dari benih ikan maupun ikan yang siap untuk dikonsumsi.  Sampai saat ini usaha beliau semakin dikenal oleh masayarakat umum dan banyak para pedagang ikan yang membeli di tempat beliau.

Uji Validitas
    Penyebaran kuesioner sebanyak 150 kuesioner dilakukan di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam Sejati” pada tanggal 1 Agustus 2012 sampai dengan 30 September 2012. Dengan menggunakan bantuan SPSS versi 15.0, peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas dari hasil kuesioner. Dimana dapat dilihat pada tabel 1, tabel 2, tabel 3, tabel 4 dan tabel 5 bahwa hasil kuesioner 100% sudah valid. Hal ini dapat dibuktikan dengan semua nilai hasil r hitung pada masing-masing indikator variabel tersebut diperoleh melebihi nilai r tabel.

Tabel 1 (Uji Validitas Variabel Harga)

Tabel 2 (Uji Validitas Variabel Lokasi)

Tabel 3 (Uji Validitas Variabel Promosi)

Tabel 4 (Uji Validitas Variabel Pelayanan)

Tabel 5 (Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian)


Uji Reliabilitas
Berikut adalah hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan SPSS Versi 15.

Tabel 6 (Uji Reliabilitas)

Berdasarkan tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel diperoleh nilai rata-rata r Alpha lebih besar dari nilai standarisasi sebesar 0,6 (Nunnaly, 1969 dalam Imam Ghozali, 2002). Dengan demikian, hasil reliabilitas terhadap keseluruhan variabel adalah reliabel, sehingga dapat dilakukan pengujian selanjutnya.

Analisis Regresi Linier Berganda
    Analisis regresi berganda digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh variabel bebas yaitu harga, lokasi, promosi dan pelayanan terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian. Berikut hasil regresi yang dibantu dengan program SPSS 15.
Tabel 7 (Hasil Regresi Linier Berganda)

Adapun rumus dari regresi adalah sebagai berikut :
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e
Berdasarkan dari persamaan regresi tersebut diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
Y = 6,768 + 0,125 X1 + 0,158 X2 + 0,270 X3 + 0,168 X4 + e
Dari hasil persamaan regresi tersebut di atas memberikan pengertian sebagai berikut :
•    Nilai konstanta sebesar 6,768 mempunyai arti bahwa keputusan pembelian konsumen (Y) sebelum dipengaruhi variabel-variabel bebas yaitu harga (X1), lokasi (X2), promosi (X3), pelayanan (X4) akan konstanta (tidak mengalami perubahan.
•    B1 (nilai koefisien regresi X1) sebesar 0,125 mempunyai arti bahwa jika harga (X1) meningkat sebesar satu satuan, sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka keputusan  pembelian meningkat sebesar 0,125 satuan.
•    B2 (nilai koefisien regresi X2) sebesar 0,158 mempunyai arti bahwa jika lokasi (X2) lebih stategis, sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka keputusan pembelian meningkat sebesar 0,158 satuan.
•    B3 (nilai koefisien regresi X3) sebesar 0,270 mempunyai arti bahwa jika promosi (X3) ditingkatkan, sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka keputusan pembelian meningkat sebesar 0,270 satuan.
•    B4 (nilai koefisien regresi X4) sebesar 0,168 mempunyai arti bahwa jika pelayanan (X4) ditingkatkan, sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka keputusan pembelian meningkat sebesar 0,168 satuan.
Analisis Koefisien Determinasi
Berikut hasil koefisien determinasi dengan bantuan uji SPSS
Tabel 8

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh nilai R Square yaitu sebesar 0,495 yang artinya bahwa pengaruh antara variabel harga, lokasi, promosi, dan pelayanan terhadap keputusan pembelian ditentukan sebesar 49,5% sedangkan sisanya 50,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Pengujian Hipotesis
1.    Uji T
Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk variabel harga sebesar 2,899, variabel lokasi sebesar 2,373, variabel promosi sebesar 3,481 dan variabel pelayanan sebesar 2,602. Sedangkan melalui level of signifikan sebesar 0,025 dan df sebesar 145, diperoleh nilai t tabel sebesar 1,976. Sehingga nilai t hitung untuk  masing-masing variabel diperoleh lebih dari t tabel. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel harga, lokasi, promosi dan pelayanan secara parsial terhadap keputusan pembelian.

2.    Uji F
Uji simultan dilakukan untuk menguji pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen secara bersama-sama. Berikut hasil perhitungan Uji F dengan SPSS 15.

Tabel 9

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa diperoleh nilai F hitung sebesar 35,589, sedangkan degree of freedom pada angka 4 dan 145 dalam F tabel diperoleh nilai F sebesar 2,43. Sehingga nilai F hitung = 35,589 > nilai F tabel = 2,43. Hal ini menunjukkan bahwa harga, lokasi, promosi dan pelayanan secara bersama-sama berpengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil perhitungan regresi antara variabel harga, lokasi, promosi dan pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen di Pembudidayaan Ikan Lele Ulam Sejati  Gunungpati Semarang artinya konsumen yang melakukan pembelian sebagian besar dipengaruhi oleh harga, lokasi, promosi dan pelayanan.
Harga sangat mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk atau barang yang ditawarkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Edi (2010) yang menemukan bahwa faktor harga mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menentukan perilaku konsumen.
Harga yang mahal akan membuat konsumen keberatan dalam melakukan pembelian, sedangkan harga yang murah akan berkesan positif di mata konsumen. Saat ini banyak sekali pembudidaya-pembudidaya ikan lele sehingga persaingan pun semakin ketat. Strategi Ulam Sejati yang dilakukan saat ini adalah dengan memberikan potongan harga kepada konsumen yang membeli ikan dalam jumlah yang banyak.
Lokasi juga sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Karena lokasi dalam usaha agribisnis adalah penetapan atau cara pemindahan (distribusi) produk. Lokasi yang dekat dan mudah dijangkau akan menjadikan konsumen merasa puas.
Promosi juga sangat berpengaruh dalam keputusan pembelian. Promosi sebagai sarana tukar menukar informasi antara penjual dan pembeli juga sangat mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
Pelayanan yang maksimal akan sangat mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian serta melakukan pembelian ulang di waktu yang akan datang. Konsumen akan merasa puas jika dalam membeli suatu produk dilayani dengan cepat dan tepat. Hal ini juga akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang.
Dari hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa dari keempat variabel tersebut di atas yaitu antara variabel harga, lokasi, promosi, dan pelayanan terhadap keputusan pembelian, faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian adalah pada variabel promosi. Hal itu dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 3,481 dan nilai signifikansinya sebesar 0,001 yang jauh dibawah nilai batas yang ditolerir sebesar 0,05.

F.     Kesimpulan dan Saran
    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.    Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara harga terhadap keputusan pembelian konsumen.
2.    Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara lokasi terhadap  keputusan pembelian konsumen.
3.    Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara promosi terhadap keputusan pembelian konsumen.
4.    Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen.
5.    Pengaruh harga, lokasi, promosi, dan pelayanan terhadap keputusan pembelian secara bersama-sama adalah signifikan.

Saran :
Pihak penjual di  Pembudidayaan Ikan Lele Ulam Sejati hendaknya dapat melakukan  upaya-upaya untuk mempengaruhi keputusan pembelian terhadap ikan lele. Karena faktor paling dominan adalah promosi, maka sebaiknya kegiatan promosi lebih ditingkatkan agar dapat meningkatkan volume penjualan.
Untuk memperkuat hasil penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang lain yang mempengaruhi keputusan pembelian pada Pembudidayaan Ikan Lele Ulam Sejati.

G.    Daftar Pustaka

Arief, Sritua.2006. Metodologi Penelitian Ekonomi, UI Press, Jakarta.

Basu Swastha dan T Hani Handoko,2000. Manajemen Pemasaran (Analisa Perilaku   Konsumen), BPFE,Yogyakarta.

Basu Swastha,2002. Azas-azas Marketing, Edisi ketiga, Liberty, Yogyakarta.

Basu Swastha dan T Hani Handoko,2004. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, Liberty,Yogyakarta.

Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo,2001. Statistik Induktif, Edisi keempat, BPFE, Yogyakarta.

Downey, David.2006. Agribusiness Management, Second Edition, Erlangga, Jakarta.

Firdaus, Muhammad.2010. Manajemen Agribisnis, Bumi Aksara, Jakarta.

Ghozali, Imam dan Algifari,2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Pertama, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Heru,2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen di Dalam Keputusan Membeli di Pasar Tradisional, Skripsi.

Kotler, Philip.2000. Dasar-dasar Pemasaran, Intermedia, Jakarta.

Kotler, Philip dan Amstrong,2002. Prinsip-prinsip Pemsaran, Edisi ke delapan Jilid satu, Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip.2003. Marketing, Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip et al.,2006. Marketing Management An Asian Perspective, Third Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey.

Schiffman, Leon G et al.,2004. Consumer Behavior, Eight Edition, Pearson Prantice Hall, New Jersey.

Solomon, Michael R, 2004. Consumer Behavior : Buying, Having, and Being, Six Edition, Pearson Prantice Hall, New Jersey.

Supranto, J.,2001. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid Dua, LP3ES, Jakarta.

Supranto, J.,2005. Teknik Pengambilan Keputusan, Rineka Cipta, Jakarta.

Suroto Adi Prabowo,2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian Rumah, Skripsi.

SUMBER:
newer post

ANALISIS JURNAL PERILAKU KONSUMEN

0 komentar

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IKAN LELE PADA USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE ULAM SEJATI GUNUNGPATI SEMARANG

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMEN DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMBELIAN IKAN LELE
PADA USAHA PEMBUDIDAYAAN IKAN LELE
“ULAM SEJATI” GUNUNGPATI – SEMARANG

Permasalahan ekonomi secara makro pada bangsa ini cukup mempengaruhi perekonomian masyarakat. Kebutuhan yang semakin meningkat menjadi tuntutan yang harus dipenuhi. Berangkat dari kondisi tersebut banyak orang-orang yang berinisiatif berperan dalam rangka menumbuhkan ekonomi kerakyatan dengan berwirausaha. Salah satunya pada sektor pembudidayaan ikan lele. Tujuan dari pembudidayaan ikan lele adalah untuk memaksimalkan keuntungan usaha dengan cara meningkatkan minat beli konsumen. Penelitian ini mengambil topik analisa pengaruh faktor-faktor perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian ikan lele. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga, lokasi, promosi dan pelayanan terhadap keputusan pembelian ikan lele.
    Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele Ulam Sejati Gunungpati Semarang, dan penelitian sampel ditentukan secara accidental sampling. Jumlah sampel ditentukan secara acak sebanyak 150 responden. Pengambilan data primer menggunakan instrument kuesioner. Uji kualitas data yang dipergunakan uji validitas dengan persamaan product moment dan uji reliabilitas dengan menggunakan cronbach alpha. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kualitatif dan metode analisis kuantitatif. Alat analisis yang digunakan adalah persamaan regresi linier berganda. Untuk memudahkan perhitungan, digunakan alat bantu berupa program SPSS versi 15.
    Berdasarkan hasil pengujian secara parsial atau uji t, diketahui bahwa harga mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,004, yang < 0,05, variabel lokasi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,019, yang berarti < 0,05, variabel promosi mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,001, yang berarti < 0,05, dan variabel pelayanan mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,010, yang berarti < 0,05. Sedangka hasil pengujian secara simultan atau uji F, diketahui bahwa F hitung sebesar 35,589 mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000, yang berarti < 0,05.
    Hal ini menunjukkan variabel harga (X1), lokasi (X2), promosi (X3) dan pelayanan (X4) secara simultan mempunyai pengaruh yang siginifikan terhadap keputusan pembelian ikan lele. Berdasarkan analisis terhadap koefisien regresi diperoleh hasil bahwa variabel promosi merupakan variabel yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian. Oleh karena itu sebaiknya kegiatan promosi di Ulam Sejati lebih ditingkatkan agar dapat meningkatkan volume penjualan.

Kata Kunci : Keputusan pembelian, harga, lokasi, promosi dan pelayanan.

A.    Pendahuluan
Permasalahan ekonomi secara makro pada bangsa ini cukup mempengaruhi perekonomian masyarakat. Kebutuhan yang semakin meningkat menjadi tuntutan yang harus dipenuhi. Berangkat dari kondisi tersebut banyak orang-orang yang berinisiatif untuk berperan serta dalam rangka menumbuhkan ekonomi kerakyatan dengan berwirausaha. Salah satu usaha yang berkembang saat ini adalah pada sektor pembudidayaan ikan.
Salah satu usaha pembudidayaan ikan yang sangat potensial di Indonesia adalah pembudidayaan ikan lele. Banyak manfaat dari ikan lele selain sebagai bahan makanan berprotein juga sebagai hiasan atau pajangan, pemberantas hama padi jika di sawah, sebagai obat asma, hidung berdarah, kencing berdarah, mestruasi tidak teratur, dll.
Tujuan dari pembudidayaan ikan ini adalah untuk memaksimalkan keuntungan usaha. Teknik pemasaran yang bagus akan sangat mempengaruhi nilai jual produk sehingga dapat memaksimalkan keuntungan usaha tersebut. Salah satu teknik pemasaran adalah dengan memahami perilaku konsumen. Menurut Schiffman, Kanuk (2004) perilaku konsumen adalah perilaku yang ditunjukkan konsumen dalam pencarian akan pembelian, penggunaan, pengevaluasian, dan penggantian produk dan jasa yang diharapkan dapat memuaskan kebutuhan konsumen.
Pada umumnya konsumen pada saat akan melakukan pembelian selalu mempertimbangkan harga. Seringkali harga menjadi faktor utama dalam pengambilan keputusan pembelian. Selain faktor harga, masalah yang tidak kalah penting dalam pengambilan keputusan adalah faktor lokasi, faktor promosi dan faktor kualitas pelayanan.
Usaha pembudidayaan ikan lele “Ulam Sejati” sendiri berupaya memberikan yang terbaik untuk konsumennya. Dan pada saat ini usaha tersebut semakin berkembang. Walaupun demikian masih terdapat kendala-kendala dalam proses penjualannya. Hal itu disebabkan karena semakin ketatnya persaingan. Untuk meningkatkan minat beli konsumen, perlu adanya identifikasi beberapa variabel seperti variabel harga, lokasi, promosi dan pelayanan. Dengan menganalisa tanggapan konsumen dari variabel-variabel tersebut maka akan dapat diketahui variabel mana yang belum sesuai dengan harapan konsumen.

B.     Permasalahan
    Bagaimana meningkatkan pembelian ikan lele pada usaha pembudidayaan ikan lele “Ulam Sejati” Gunungpati Semarang agar usaha tersebut semakin berkembang di tengah persaingan yang sangat ketat. Adapun pertanyaan penelitiannya adalah :
1.    Bagaimana pengaruh harga terhadap keputusan pembelian ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam sejati” Gunungpati Semarang?
2.    Bagaimana pengaruh lokasi terhadap keputusan pembelian ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam sejati” Gunungpati Semarang?
3.    Bagaimana pengaruh promosi terhadap keputusan pembelian ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam sejati” Gunungpati Semarang?
4.    Bagaimana pengaruh pelayanan terhadap keputusan pembelian ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam sejati” Gunungpati Semarang?
5.    Bagaimana pengaruh harga, lokasi, promosi dan pelayanan secara simultan terhadap keputusan pembelian ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam sejati” Gunungpati Semarang?


C.    Kerangka Pemikiran


    Sumber : Philip Kotler, 2003

    Keterangan :
            Dari gambar diatas bahwa konsumen dalam melakukan keputusan     pembelian dipengaruhi oleh beberapa faktor. Diantaranya adalah faktor     harga, faktor lokasi, faktor promosi, dan faktor pelayanan.

D.    Metode Penelitian
    Variabel penelitian terdiri dari variabel dependen (Y) dan variabel independen (X). Variabel dependen yaitu variabel yang keberadaannya dipengaruhi oleh variabel lainnya dan dinotasikan dengan Y (Sritua Arief, 2006), sedangkan variabel independen adalah variabel bebas (tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya) dan dinotasikan dengan X (Sritua Arief, 2006).
    Pada penelitian ini variabel terikatnya adalah keputusan pembelian, sedangkan variabel bebasnya adalah harga, lokasi, promosi, dan pelayanan. Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Likert. Skal ini mengharuskan responden memilih salah satu dari lima pernyataan dengan jawaban sebagai berikut :
(1)    Sangat Tidak Setuju (STS)     Skor     1
(2)    Tidak Setuju (TS)        Skor    2
(3)    Netral (N)            Skor    3
(4)    Setuju (S)            Skor     4
(5)    Sangat Setuju (SS)        Skor     5

    Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen yang membeli ikan lele di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam Sejati” Gunungpati Semarang yaitu 240 orang. Dari populasi yang ada yaitu 240 orang kemudian di olah menggunakan rumus slovin untuk menentukan jumlah sampel. Rumus slovin sebagai berikut :
           

        Keterangan :  n  = Sampel
                   N = Populasi
                   α  = taraf signifikansi

Dalam penelitian ini taraf signifikansi yang digunakan adalah sebesar 5% dengan tingkat kepercayaan sebesar 95% sehingga diperoleh perhitungan sebagai berikut :
                      
                      
    Berdasarkan peprhitungan di atas, maka diperoleh jumlah sampel sebesar 150 responden.

    Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Untuk pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini, metode yang digunakan adalah :
1.    Observasi
2.    Interview
3.    Riset kepustakaan
4.    Kuesioner

    Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif, yaitu suatu jenis penelitian yang menggunakan rancangan penelitian berdasarkan prosedur statistik atau dengan cara lain dari kuantifikasi untuk mengukur variabel penelitiannya (Chabib Mustofa : 2011). Adapun tahapan penelitian yang ditempuh adalah sebagai berikut :
1.    Uji Kualitas Data
Digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Menurut Ghozali (2009), jika korelasi antar skor masing-masing butir pertanyaan dengan total skor mempunyai tingkat dignifikansi dibawah 0,05 maka butir pertanyaan tersebut dikatakan valid dan sebaliknya. Rumus validitas yang digunakan adalah sebagai berikut :


Keterangan :    n  =  jumlah subyek
            x  =  nilai dari item
            y  =  nilai total
2.    Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika memberikan nilai cronbach alpha di atas 0,6 ( Ghozali, 2009 ).

Rumus reliabilitas yang digunakan adalah sebagai berikut :
                                   
    Keterangan :     α  =  koefisien reliabilitas
            k  =  jumlah item per variabel x
            r   =  mean korelasi antar item

3.    Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel tergantung dengan menggunakan variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel bebasnya meliputi harga, lokasi, promosi dan pelayanan. Sedangkan, variabel tergantungnya adalah keputusan pembelian. Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e                      
Keterangan :
    Y    =  Keputusan pembelian
    α     =  Konstanta
    b     =  Nilai koefisien regresi masing – masing variabel (b1 – b4)
    X1 – X4=  Variabel bebas ( harga, lokasi, promosi, pelayanan )
    e    =  Error term

4.    Hipotesis penelitian (Uji t)
Ho : β1  =  0,    artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1 (harga) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ha : β1  ≠  0,    artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1 (harga) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ho : β2  =  0,    artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X2 (lokasi) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ha : β2  ≠  0,    artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X2 (lokasi) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ho : β3  =  0,    artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X3 (promosi) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ha : β3  ≠  0,    artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X3 (promosi) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ho : β4  =  0,    artinya tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X4 (pelayanan) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).
Ha : β4  ≠  0,    artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel X4 (pelayanan) terhadap variabel Y (keputusan pembelian).

5.    Hipotesis penelitian (Uji F)

Ho : β1, β2, β3, β4 = 0,    artinya tidak ada pengaruh yang  signifikan antara variabel harga, lokasi, promosi dan pelayanan terhadap keputusan pembelian.
Ho : β1, β2, β3, β4 ≠ 0,      artinya ada pengaruh yang  signifikan antara variabel harga, lokasi, promosi dan pelayanan terhadap keputusan pembelian

E.    Hasil dan Pembahasan
    Deskripsi Objek Penelitian
Ulam Sejati merupakan suatu usaha pembudidayaan ikan lele di wilayah Patemon, Gunungpati Semarang. Usaha ini didirikan oleh Bapak Anwari sejak tahun 2007 yang lalu. Beliau berinisiatif membuat usaha ini guna memenuhi kebutuhan sehari-hari yang semakin hari semakin meningkat. Sehingga beliau mulai merintis usaha pembudidayaan ikan lele dari nol.
Pada awalnya Ulam Sejati hanya memiliki 1 kolam yang diisi dengan 1000 benih lele. Seringkali usaha rintisan bapak Anwari ini gagal di tengah jalan. Banyak ikan yang mati, sehingga mengalami kerugian. Tidak hanya sekali, akan tetapi berkali-kali mengalami kerugian. Akan tetapi beliau tidak pernah putus asa, selalu mencoba dan belajar tentang pembudidayaan ikan lele. Sehingga pada tahun 2009 usaha pembudidayaan ikan lele yang beliau rintis bisa menuai hasil yang diinginkan.
Sejak saat itu mulai banyak pembeli yang berdatangan sehingga secara tidak langsung beliau juga harus menambah jumlah ikan yang akan dijual baik dari benih ikan maupun ikan yang siap untuk dikonsumsi.  Sampai saat ini usaha beliau semakin dikenal oleh masayarakat umum dan banyak para pedagang ikan yang membeli di tempat beliau.

Uji Validitas
    Penyebaran kuesioner sebanyak 150 kuesioner dilakukan di Pembudidayaan Ikan Lele “Ulam Sejati” pada tanggal 1 Agustus 2012 sampai dengan 30 September 2012. Dengan menggunakan bantuan SPSS versi 15.0, peneliti menganalisis validitas dan reliabilitas dari hasil kuesioner. Dimana dapat dilihat pada tabel 1, tabel 2, tabel 3, tabel 4 dan tabel 5 bahwa hasil kuesioner 100% sudah valid. Hal ini dapat dibuktikan dengan semua nilai hasil r hitung pada masing-masing indikator variabel tersebut diperoleh melebihi nilai r tabel.

Tabel 1 (Uji Validitas Variabel Harga)

Tabel 2 (Uji Validitas Variabel Lokasi)

Tabel 3 (Uji Validitas Variabel Promosi)

Tabel 4 (Uji Validitas Variabel Pelayanan)

Tabel 5 (Uji Validitas Variabel Keputusan Pembelian)


Uji Reliabilitas
Berikut adalah hasil perhitungan reliabilitas dengan menggunakan SPSS Versi 15.

Tabel 6 (Uji Reliabilitas)

Berdasarkan tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa masing-masing variabel diperoleh nilai rata-rata r Alpha lebih besar dari nilai standarisasi sebesar 0,6 (Nunnaly, 1969 dalam Imam Ghozali, 2002). Dengan demikian, hasil reliabilitas terhadap keseluruhan variabel adalah reliabel, sehingga dapat dilakukan pengujian selanjutnya.

Analisis Regresi Linier Berganda
    Analisis regresi berganda digunakan untuk menghitung besarnya pengaruh variabel bebas yaitu harga, lokasi, promosi dan pelayanan terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian. Berikut hasil regresi yang dibantu dengan program SPSS 15.
Tabel 7 (Hasil Regresi Linier Berganda)

Adapun rumus dari regresi adalah sebagai berikut :
Y = α + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e 
Berdasarkan dari persamaan regresi tersebut diatas, maka dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
Y = 6,768 + 0,125 X1 + 0,158 X2 + 0,270 X3 + 0,168 X4 + e
Dari hasil persamaan regresi tersebut di atas memberikan pengertian sebagai berikut :
•    Nilai konstanta sebesar 6,768 mempunyai arti bahwa keputusan pembelian konsumen (Y) sebelum dipengaruhi variabel-variabel bebas yaitu harga (X1), lokasi (X2), promosi (X3), pelayanan (X4) akan konstanta (tidak mengalami perubahan.
•    B1 (nilai koefisien regresi X1) sebesar 0,125 mempunyai arti bahwa jika harga (X1) meningkat sebesar satu satuan, sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka keputusan  pembelian meningkat sebesar 0,125 satuan.
•    B2 (nilai koefisien regresi X2) sebesar 0,158 mempunyai arti bahwa jika lokasi (X2) lebih stategis, sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka keputusan pembelian meningkat sebesar 0,158 satuan.
•    B3 (nilai koefisien regresi X3) sebesar 0,270 mempunyai arti bahwa jika promosi (X3) ditingkatkan, sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka keputusan pembelian meningkat sebesar 0,270 satuan.
•    B4 (nilai koefisien regresi X4) sebesar 0,168 mempunyai arti bahwa jika pelayanan (X4) ditingkatkan, sedangkan variabel lain dianggap tetap, maka keputusan pembelian meningkat sebesar 0,168 satuan.

Analisis Koefisien Determinasi
Berikut hasil koefisien determinasi dengan bantuan uji SPSS
Tabel 8

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi yang ditunjukkan oleh nilai R Square yaitu sebesar 0,495 yang artinya bahwa pengaruh antara variabel harga, lokasi, promosi, dan pelayanan terhadap keputusan pembelian ditentukan sebesar 49,5% sedangkan sisanya 50,5% dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Pengujian Hipotesis
1.    Uji T
Pada tabel 7 dapat dilihat bahwa nilai t hitung untuk variabel harga sebesar 2,899, variabel lokasi sebesar 2,373, variabel promosi sebesar 3,481 dan variabel pelayanan sebesar 2,602. Sedangkan melalui level of signifikan sebesar 0,025 dan df sebesar 145, diperoleh nilai t tabel sebesar 1,976. Sehingga nilai t hitung untuk  masing-masing variabel diperoleh lebih dari t tabel. Hal ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan positif antara variabel harga, lokasi, promosi dan pelayanan secara parsial terhadap keputusan pembelian.

2.    Uji F
Uji simultan dilakukan untuk menguji pengaruh antara variabel independen dan variabel dependen secara bersama-sama. Berikut hasil perhitungan Uji F dengan SPSS 15.

Tabel 9

Dari hasil perhitungan menunjukkan bahwa diperoleh nilai F hitung sebesar 35,589, sedangkan degree of freedom pada angka 4 dan 145 dalam F tabel diperoleh nilai F sebesar 2,43. Sehingga nilai F hitung = 35,589 > nilai F tabel = 2,43. Hal ini menunjukkan bahwa harga, lokasi, promosi dan pelayanan secara bersama-sama berpengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian.

Berdasarkan hasil perhitungan regresi antara variabel harga, lokasi, promosi dan pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen di Pembudidayaan Ikan Lele Ulam Sejati  Gunungpati Semarang artinya konsumen yang melakukan pembelian sebagian besar dipengaruhi oleh harga, lokasi, promosi dan pelayanan.
Harga sangat mempengaruhi konsumen untuk membeli suatu produk atau barang yang ditawarkan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Edi (2010) yang menemukan bahwa faktor harga mempunyai pengaruh yang signifikan dalam menentukan perilaku konsumen.
Harga yang mahal akan membuat konsumen keberatan dalam melakukan pembelian, sedangkan harga yang murah akan berkesan positif di mata konsumen. Saat ini banyak sekali pembudidaya-pembudidaya ikan lele sehingga persaingan pun semakin ketat. Strategi Ulam Sejati yang dilakukan saat ini adalah dengan memberikan potongan harga kepada konsumen yang membeli ikan dalam jumlah yang banyak.
Lokasi juga sangat mempengaruhi konsumen dalam melakukan keputusan pembelian. Karena lokasi dalam usaha agribisnis adalah penetapan atau cara pemindahan (distribusi) produk. Lokasi yang dekat dan mudah dijangkau akan menjadikan konsumen merasa puas.
Promosi juga sangat berpengaruh dalam keputusan pembelian. Promosi sebagai sarana tukar menukar informasi antara penjual dan pembeli juga sangat mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian.
Pelayanan yang maksimal akan sangat mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian serta melakukan pembelian ulang di waktu yang akan datang. Konsumen akan merasa puas jika dalam membeli suatu produk dilayani dengan cepat dan tepat. Hal ini juga akan mempengaruhi konsumen untuk melakukan pembelian ulang.
Dari hasil pengujian diatas menunjukkan bahwa dari keempat variabel tersebut di atas yaitu antara variabel harga, lokasi, promosi, dan pelayanan terhadap keputusan pembelian, faktor yang paling dominan mempengaruhi keputusan pembelian adalah pada variabel promosi. Hal itu dibuktikan dengan nilai t hitung sebesar 3,481 dan nilai signifikansinya sebesar 0,001 yang jauh dibawah nilai batas yang ditolerir sebesar 0,05.

F.     Kesimpulan dan Saran
    Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1.    Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara harga terhadap keputusan pembelian konsumen.
2.    Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara lokasi terhadap  keputusan pembelian konsumen.
3.    Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara promosi terhadap keputusan pembelian konsumen.
4.    Terdapat pengaruh yang signifikan positif antara pelayanan terhadap keputusan pembelian konsumen.
5.    Pengaruh harga, lokasi, promosi, dan pelayanan terhadap keputusan pembelian secara bersama-sama adalah signifikan.

Saran :
Pihak penjual di  Pembudidayaan Ikan Lele Ulam Sejati hendaknya dapat melakukan  upaya-upaya untuk mempengaruhi keputusan pembelian terhadap ikan lele. Karena faktor paling dominan adalah promosi, maka sebaiknya kegiatan promosi lebih ditingkatkan agar dapat meningkatkan volume penjualan.
Untuk memperkuat hasil penelitian ini, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui faktor-faktor yang lain yang mempengaruhi keputusan pembelian pada Pembudidayaan Ikan Lele Ulam Sejati.

G.    Daftar Pustaka

Arief, Sritua.2006. Metodologi Penelitian Ekonomi, UI Press, Jakarta.

Basu Swastha dan T Hani Handoko,2000. Manajemen Pemasaran (Analisa Perilaku   Konsumen), BPFE,Yogyakarta.

Basu Swastha,2002. Azas-azas Marketing, Edisi ketiga, Liberty, Yogyakarta.

Basu Swastha dan T Hani Handoko,2004. Manajemen Pemasaran Analisis Perilaku Konsumen, Liberty,Yogyakarta.

Djarwanto PS dan Pangestu Subagyo,2001. Statistik Induktif, Edisi keempat, BPFE, Yogyakarta.

Downey, David.2006. Agribusiness Management, Second Edition, Erlangga, Jakarta.

Firdaus, Muhammad.2010. Manajemen Agribisnis, Bumi Aksara, Jakarta.

Ghozali, Imam dan Algifari,2001. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Edisi Pertama, Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Heru,2010. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsumen di Dalam Keputusan Membeli di Pasar Tradisional, Skripsi.

Kotler, Philip.2000. Dasar-dasar Pemasaran, Intermedia, Jakarta.

Kotler, Philip dan Amstrong,2002. Prinsip-prinsip Pemsaran, Edisi ke delapan Jilid satu, Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip.2003. Marketing, Erlangga, Jakarta.

Kotler, Philip et al.,2006. Marketing Management An Asian Perspective, Third Edition, Pearson Prentice Hall, New Jersey.

Schiffman, Leon G et al.,2004. Consumer Behavior, Eight Edition, Pearson Prantice Hall, New Jersey.

Solomon, Michael R, 2004. Consumer Behavior : Buying, Having, and Being, Six Edition, Pearson Prantice Hall, New Jersey.

Supranto, J.,2001. Statistik Teori dan Aplikasi Jilid Dua, LP3ES, Jakarta.

Supranto, J.,2005. Teknik Pengambilan Keputusan, Rineka Cipta, Jakarta.

Suroto Adi Prabowo,2005. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Pembelian Rumah, Skripsi.
newer post
newer post older post Home