1. Pengertian Paragraf Deduktif
Paragraf deduktif adalah paragraf yang ide pokok atau
kalimat utamanya terletak di awal paragraf dan selanjutnya di ikuti oleh
kalimat kalimat penjelas untuk mendukung kalimat utama.
a)
kalimat utama berada
di awal paragraf.
b)
kalimat disusun dari
pernyataan umum yang kemudian
disusul
dengan penjelasan.
Kegiatan ultah panser biru yang ketiga bahkan mencapai klimaksnya.Ketika mereka
menggelar jalan santai selupuh ribu peserta bahkan membirukan kota
Semarang.Apalagi panitia telah menyiapkan doorprize besar besaran.Ada motor ,
TV , kulkas , VCD player , tape dan ratusan hiburan lainnya.
Ada beberapa penyebab kemacetan di Jakarta. Pertama, jumlah armada yang banyak tidak
seimbang dengan luas jalan. Kedua, kedisiplinan pengendara kendaraan sangat
minim. Ketiga, banyak tempat yang memunculkan gangguan lalu lintas, misalnya
pasar, rel kereta api, pedagang kaki lima, halte yang tidak difungsikan, banjir,
dan sebagainya. Keempat, kurang tegasnya petugas yang berwenang dalam mengatur
lalu lintas serta menindak para pelanggar lalu lintas.
*yang bergaris bawah adalah kaliamat utamanya
2. Jenis-Jenis
Silogisme
silogisme adalah merupakan suatu proses
penarikan kesimpulan secara deduktif. Dan silofisme itu di atur dalam dua
proposisi (pernyataan) dan sebuah konklusi (kesimpulan). Kemudian silogisme
mempunyai beberapa macam jenisnya, yaitu diantaranya sebagai berikut.
Jenis-jenis silogisme:
1. silogisme kategorial
2. silogisme hipotetik
3. silogisme alternatif
1. silogisme kategorial
2. silogisme hipotetik
3. silogisme alternatif
Dari berbagai jenis silogisme diatas, memiliki arti yang berbeda, yang
pertama yaitu :
1. Silogisme kategorial
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua proporsinya merupakan kategorial. Kemudian proporsisi yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).
1. Silogisme kategorial
Silogisme ini merupakan silogisme dimana semua proporsinya merupakan kategorial. Kemudian proporsisi yang mengandung silogisme disebut dengan premis yang kemudian dapat dibedakan menjadi premis mayor (premis yang termnya menjadi predikat), dan premis minor (premis yang termnya menjadi subjek).
Contoh :
- semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis
- semua makhluk hidup pasti mati (premis mayor/premis
umum)
- komodo adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis
- komodo adalah hewan yang dilindungi (premis minor/premis
khusus)
- komodo pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)
- komodo pasti akan mati (konklusi/kesimpulan)
2. Silogisme hipotetik
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Yang dimaksud dengan silogisme hipotetik itu adalah suatu argumen/pendapat yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.
Contoh :
- Apabila lapar saya makan nasi (mayor)
- Sekarang lapar (minor)
- Saya lapar makan nasi (konklusi)
- Apabila lapar saya makan nasi (mayor)
- Sekarang lapar (minor)
- Saya lapar makan nasi (konklusi)
3. Silogisme alternatif
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif itu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya.
Contoh :
- Dimas mempunyai rumah di Depok atau Jakarta
- Dimas mempunyai rumah di Jakarta
- Jadi, dimas tidak mempunyai rumah di Depok
- Dimas mempunyai rumah di Depok atau Jakarta
- Dimas mempunyai rumah di Jakarta
- Jadi, dimas tidak mempunyai rumah di Depok
3.
ENTIMEN
Entimen adalah silogisme yang
diperpendek. Entimen tidak perlu menyebutkan premis umum, tetapi langsung
mengetengahkan simpulan dengan premis khusus yang menjadi penyebabnya.
Rumus entimen : C = B, Karena C = A
Contoh :
Silogisme :
PU : Pegawai yang baik tidak mau menerima suap.
PK : Ali pegawai yang baik.
S : Ali tidak mau menerima suap.
Entimen
Ali tidak mau menerima suap, karena ia pegawai yang baik.
Penjelasan:
C = Ali ;ia
B = tidak mau menerima suap
A = pegawai yang baik
C = B, karena C = A
Contoh di atas silogisme yang dijadikan entimen. Jika entimen dapat dikembalikan menjadi silogisme
Contoh :
Entimen :
Badu harus bekerja keras, karena ia orang yang ingin sukses.
C : Badu
B : harus bekerja keras
A : orang yang ingin sukses
Silogisme :
PU : Semua orang yang ingin sukses
harus bekerja
keras.
PK : Erik orang yang ingin sukses.
S : Maka, Erik harus
bekerja keras.
Sumber :
http://acepgagan.blogspot.com/2013/01/silogisme-entimem.html
0 komentar:
Posting Komentar